Setelah sebelumnya merumuskan ilmu apa yang ditekuni, dan mencoba mengenal dan menggali potensi unik diri, suami dan anak - anak, maka kami mencoba untuk meluruskan kembali visi misi keluarga kami, yang sebelumnya pernah kami tetapkan.
Insyaalloh visi keluarga kami tidak jauh berbeda dari yang kami tetapkan di awal pernikahan, tetapi mungkin harus lebih dibuat detail , rinci dan bisa efektif untuk mencapai tujuan tercapainya visi tersebut, itu yang belum kami lakukan selama ini. Visi keluarga kami adalah menjadi keluarga SAMARADA, keluarga islami yang produktif.
Tentunya untuk mencapai visi tersebut tentulah diperlukan bekalan dan proses yang panjang untuk mencapainya. Bagaimana mencapainya, yang akan saya sebut dengan istilah “desain pembelajaran”. Pada suatu seminar parenting saya pernah mendapatkan beberapa tipe orang tua dalam proses pengasuhan anak, ada tipe pemahat kayu, ada tipe peternak. Dan ada tipe petani. Maka saya dalam proses pengasuhan anak akan memilih orang tua dengan tipe petani.
Seorang petani harus bisa melihat potensi tanamannya (anak - anaknya), musim apa yang cocok, pupuk dan tipe perawatan yang bagaimana yang sesuai untuk tanamannya. Dan program apa yang cocok untuk membuat hasil panennya lebih optimal sehingga terasa lebh manfaatnya.
Ibarat seorang petani, makan desain pembelajaran yang akan saya tempuh untuk mengoptimalkan hasil panen (mewujudkan Visi keluarga kami) adalah sebagai berikut :
- Menggali dan mengenali potensi unik anggota keluarga melalui observasi, mengenal minat dan bakat masing - masing anggota keluarga. Salah satu yang bisa mulai saya lakukan sekarang adalah mengamati kegiatan apa saja yang membuat anak berbinar disitu. Dan semakin banyak membuat ragam kegiatan untuk anak, ragam bertemu dengan banyak orang.
- Mencoba menganalisa hasil observasi yang dilakukan, kemudian mencoba mendefinisikan dan memetakan potensi unik masing - masing anak/anggota keluarga.
- Mengoptimalkan potensi unik dari anak2 dengan mengadakan sarana atau menyusun aktivitas yang bisa menggali lebih mendalam ide - ide kreatif anak, terutama yang berkaitan dengan potensi unik yang telah didefinisikan (lebih fokus), salah satunya dengan mendekatkannya kepada ahli yang sesuai potensi tersebut.
- Membuat kurikulum unik tiap anak, sesuai potensi yang ditemukan. Menyusun ragam aktivitas dan parameter yang akan mendukung pengembangan potensinya sehingga bisa lebih ahli di bidangnya tersebut.
- Tahap evaluasi. Dalam proses pembelajaran ini, tentuanya harus ada evaluasi. Terkadang apa yang kita fikirkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Jika ternyata tidak sesuai dari yang disimpulkan akan mengulangi langkah yang sama seperti sebelumnya.
Tentunya hal - hal tersebut di atas perlu kekuatan, ketelatenan dan kesabaran dalam menghadapi setiap proses dan tahapannya. Tentunya langkah pertama yang harus dilakukan adalah senantiasa dekat dan memohon supaya dimudahkan dan diberi petunjuk kepada Dzat yang Maha Mengetahui Rahasia Fitrah anak - anak kita, Alloh Swt. Dan juga butuh kerjasama suami dan lingkungan dalam upaya mewujudkan langkah - langkah tersebut.
#NHW5
#NHW5-IIP
Comments
Post a Comment