Alhamdulillah, Sore yang cerah.. ๐
Semoga di tempat ummahat juga sama cerahnya ya..
Sudah tahu siapa dia..? ๐ค
Ya! Benar.. dia adalah *Bilal bin Rabah*.
๐๐๐Barakalahufiikunna.. ๐๐
Yang masih salah tebak, jangan kecewa.. ๐
InsyaAllah masih ada *TTS* ala Tema
_(Terka-Tahu dan Simpan diingatan)_berikutnya dilain hari.
Yuk, kita simak..
๐ณ๐ฟ❤๐ Inilah kisahnya..
Namanya adalah Bilal bin Rabah, sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam ini memiliki kisah menarik tentang sebuah perjuangan mempertahankan aqidah.
Bilal lahir di daerah as-Sarah, Habasyah (Ethiopia -sekarang) sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda’ (putra wanita hitam).
Bilal dibesarkan di kota Ummul Qura (Mekah) sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar. Saat ayah mereka meninggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum Quraisy.
Bilal termasuk as-Sabiqunal awwalun (orang-orang pertama yang memeluk Islam di masa -masa awal dakwah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam). Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu mengatakan, _"Orang orang yang pertama kali menampakkan keislaman mereka ada tujuh yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar Radhiyallahu anhu, ‘Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, Bilal dan al-Miqdad bin al-Aswad."_ *(HR Ibnu Majah, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah)*
Ketika Umayyah bin Khalaf mengetahui budaknya memeluk islam, Bilal merasakan penganiayaan dari orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang jarang sanggup ditunjukkan oleh siapa pun. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….”
Mereka memaksa Bilal agar memuji Latta dan ‘Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-Nya. Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan!”
Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin hebat dan keras. Hingga akhirnya Abu Bakar Radhiallahu'Anhu membeli Bilal Radhiallahu'Anhu dan memerdekakannya.
Setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Madinah, mereka segera berhijrah, termasuk Bilal. Dia tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Ia juga selalu mengikuti Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ke mana pun beliau pergi. Selalu bersamanya saat shalat maupun ketika pergi untuk berjihad. Kebersamaannya dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ibarat bayangan yang tidak pernah lepas dari pemiliknya.
Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam selesai membangun Masjid Nabawi di Madinah dan menetapkan azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang pertama yang mengumandangkan azan (muazin) dalam sejarah Islam dan Bilal juga menjadi muazin tetap selama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam hidup.
Ketika Rasulullah SAW wafat, Bilal memohon kepada Abu Bakar agar diperkenankan tidak mengumandangkan azan lagi, karena tidak sanggup melakukannya. Selain itu, Bilal juga meminta izin kepadanya untuk keluar dari kota Madinah dengan alasan berjihad di jalan Allah dan ikut berperang ke wilayah Syam. Mu'adzin Rasulullah itu tinggal di Damaskus (Suriah) hingga akhir hayat.
_Dirangkum dari *Biografi Ahlul Hadits*, yang bersumber dari Shuwar min Hayaatis Shahabah, karya Doktor ‘Abdurrahman Ra’fat Basya dan sumber lainnya._
๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐
*Kenapa Bilal bisa masuk surga?*
Dalam sebuah riwayat yang shahรฎh dinyatakan :
ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ َูุงَู َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณَّูู َ ِูุจِูุงٍَู ุนِْูุฏَ ุตَูุงَุฉِ ุงْูุบَุฏَุงุฉِ َูุง ุจِูุงَُู ุญَุฏِّุซِْูู ุจِุฃَุฑْุฌَู ุนَู ٍَู ุนَู ِْูุชَُู ุนِْูุฏََู ِูู ุงْูุฅِุณْูุงَู ِ ู ََْููุนَุฉً َูุฅِِّูู ุณَู ِุนْุชُ ุงََّْููููุฉَ ุฎَุดَْู َูุนََْْููู ุจََْูู َูุฏََّู ِูู ุงْูุฌََّูุฉِ َูุงَู ุจِูุงٌَู ู َุง ุนَู ِْูุชُ ุนَู َูุงً ِูู ุงْูุฅِุณْูุงَู ِ ุฃَุฑْุฌَู ุนِْูุฏِْู ู ََْููุนَุฉً ู ِْู ุฃَِّูู ูุงَ ุฃَุชَุทََّูุฑُ ุทُُْููุฑًุง ุชَุงู ًّุง ِูู ุณَุงุนَุฉٍ ู ِْู ٍَْููู َููุงَ ََููุงุฑٍ ุฅِูุงَّ ุตََّْููุชُ ุจِุฐََِูู ุงูุทُُّْููุฑِ ู َุง َูุชَุจَ ุงَُّููู ِْูู ุฃَْู ุฃُุตََِّูู (ุฑูุงู ู ุณูู )
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, _“Rasulullรขh bersabda kepada Bilรขl setelah menunaikan shalat Subuh, ‘Wahai Bilรขl, beritahukanlah kepadaku tentang perbuatan-perbuatanmu yang paling engkau harapkan manfaatnya dalam Islam! Karena sesungguhnya tadi malam aku mendengar suara terompahmu di depanku di surga. ’Bilรขl Radhiyallahu anhu menjawab, ‘Tidak ada satu perbuatan pun yang pernah aku lakukan, yang lebih kuharapkan manfaatnya dalam Islam dibandingkan dengan (harapanku terhadap) perbuatanku yang senantiasa melakukan shalat (sunat) yang mampu aku lakukan setiap selesai bersuci dengan sempurna di waktu siang ataupun malam.’_ *(HR Muslim)*
Riwayat lain menyebutkan begini :
_“Pada suatu pagi, Rasulullah Saw memanggil Bilal seraya berkata, ‘Hai Bilal! Dengan apa engkau mendahuluiku ke surga? Tidak lah setiap kali aku masuk surga, kecuali aku mendengar suara terompahmu di hadapanku. Tadi malam aku juga masuk surga, dan akupun mendapatkan suara terompahmu di hadapanku.’ Bilal menjawab, ‘Ya Rasulullah tidaklah aku adzan kecuali aku pasti shalat dua rakaat, dan tidaklah aku terkena hadats kecuali aku berwudhu pada saat itu juga, dan aku berpandangan bahwa Allah memiliki hak dua rakaat atasku.’ Rasulullah bersabda, ‘Dengan kedua rakaat itulah engkau mendahuluiku ke surga’.”_
*(HR. at-Tirmidzi).*
*“Shalat sunnah setelah wudhu”* adalah jawaban Bilal atas pertanyaan Rasulullah tentang amalan unggulannya. Bilal tak menjawab pengorbanannya diseret di atas pasir panas dulu, ia juga tak menjawab azan merdu dari lisannya yang mengumpulkan umat Muslim untuk Shalat, ia malah menjawab “Shalat sunnah setelah wudhu” yang dilakukannya kapan pun setiap ia selesai berwudhu.
Konsisten adalah poin plus dari shalat sunnah setelah wudhu bilal. Amalannya mungkin tidak besar secara kuantitas pahalanya, namun ia melakukannya secara istiqamah, dan justru amalan kecil yang dilakukan konsisten lah yang paling diandalkan untuk membuat seorang Bilal masuk surga.
Hukum shalat sesudah wudhu adalah sunnah mu’akkad, sunnah yang ditekankan untuk dilakukan di segala waktu, siang maupun malam. Dasarnya adalah hadits _Abu Huraira r.a._ “Bahwa Nabi SAW pernah berkata kepada bilal pada waktu shalat shubuh, _‘Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang paling diharapkan pahalanya yang telah engkau kerjakan dalam Islam? Karena aku mendengar suara terompahmu di hadapanku di surga (dalam mimpi tadi malam).’ Bilal berkata, ‘Aku tidak pernah melakukan amal yang lebih memiliki harapan pahala (selain kebiasaanku) bahwa setiap kali berwudhu di siang maupun malam hari, pasti aku shalat dengan wudhu itu sebatas yang ditentukan bagiku’.”_ *(HR. Bukhari dan Muslim)*.
Imam an-Nawawi r.a mengungkapkan, _“Hadits ini mengandung penjelasan tentang keutamaan shalat sesudah wudhu, bahwa hukumnya adalah sunnah, dan itu boleh dilakukan di waktu larangan, ketika matahari terbit, di waktu istimewa’, ketika matahari tenggelam, sesudah shalat shubuh dan sesudah shalat ashar. Karena ia termasuk shalat yang memiliki shalat tertentu."_
๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐
Tim Tema Diskusi Harian HSMN Pusat
hsmn.timtemadiskusi@gmail.com
๐ *Sumber :*
๐นMuhammad Yassir, Lc. _Jagalah Allah, Allah akan menjagamu_. Alkautsar kids. 2013
๐นhttp://kisahmuslim.com/700-kisah-perjuangan-bilal-bin-rabah-radhiallahu-anhu.html
๐นhttp://kisahmuslim.com/4421-bilal-bin-rabah-muadzin-pertama-dalam-islam.html
๐นhttp://www.panggilandarisurau.com/rutin-amalkan-ini-langkah-bilal-terdengar-nabi-di-surga/
๐นhttps://almanhaj.or.id/3804-keteguhan-dan-keistiqamahan-bilal-radhiyallahu-anhu-berbuah-surga.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
๐ ๐๐ ๐HSMN๐ ๐๐ ๐
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
๐ฅFP : facebook.com/hsmuslimnusantara
๐ฅFB : Generasi Juara
๐ทInstagram : @hsmuslimnusantara
๐คTwitter : @hs_muslim_n
๐Web : hsmuslimnusantara.org
๐๐ผ☘๐๐ผ☘๐๐ผ☘๐๐ผ
Semoga di tempat ummahat juga sama cerahnya ya..
Sudah tahu siapa dia..? ๐ค
Ya! Benar.. dia adalah *Bilal bin Rabah*.
๐๐๐Barakalahufiikunna.. ๐๐
Yang masih salah tebak, jangan kecewa.. ๐
InsyaAllah masih ada *TTS* ala Tema
_(Terka-Tahu dan Simpan diingatan)_berikutnya dilain hari.
Yuk, kita simak..
๐ณ๐ฟ❤๐ Inilah kisahnya..
Namanya adalah Bilal bin Rabah, sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam ini memiliki kisah menarik tentang sebuah perjuangan mempertahankan aqidah.
Bilal lahir di daerah as-Sarah, Habasyah (Ethiopia -sekarang) sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda’ (putra wanita hitam).
Bilal dibesarkan di kota Ummul Qura (Mekah) sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar. Saat ayah mereka meninggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum Quraisy.
Bilal termasuk as-Sabiqunal awwalun (orang-orang pertama yang memeluk Islam di masa -masa awal dakwah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam). Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu mengatakan, _"Orang orang yang pertama kali menampakkan keislaman mereka ada tujuh yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar Radhiyallahu anhu, ‘Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, Bilal dan al-Miqdad bin al-Aswad."_ *(HR Ibnu Majah, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah)*
Ketika Umayyah bin Khalaf mengetahui budaknya memeluk islam, Bilal merasakan penganiayaan dari orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang jarang sanggup ditunjukkan oleh siapa pun. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….”
Mereka memaksa Bilal agar memuji Latta dan ‘Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-Nya. Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan!”
Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin hebat dan keras. Hingga akhirnya Abu Bakar Radhiallahu'Anhu membeli Bilal Radhiallahu'Anhu dan memerdekakannya.
Setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Madinah, mereka segera berhijrah, termasuk Bilal. Dia tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Ia juga selalu mengikuti Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ke mana pun beliau pergi. Selalu bersamanya saat shalat maupun ketika pergi untuk berjihad. Kebersamaannya dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ibarat bayangan yang tidak pernah lepas dari pemiliknya.
Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam selesai membangun Masjid Nabawi di Madinah dan menetapkan azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang pertama yang mengumandangkan azan (muazin) dalam sejarah Islam dan Bilal juga menjadi muazin tetap selama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam hidup.
Ketika Rasulullah SAW wafat, Bilal memohon kepada Abu Bakar agar diperkenankan tidak mengumandangkan azan lagi, karena tidak sanggup melakukannya. Selain itu, Bilal juga meminta izin kepadanya untuk keluar dari kota Madinah dengan alasan berjihad di jalan Allah dan ikut berperang ke wilayah Syam. Mu'adzin Rasulullah itu tinggal di Damaskus (Suriah) hingga akhir hayat.
_Dirangkum dari *Biografi Ahlul Hadits*, yang bersumber dari Shuwar min Hayaatis Shahabah, karya Doktor ‘Abdurrahman Ra’fat Basya dan sumber lainnya._
๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐
*Kenapa Bilal bisa masuk surga?*
Dalam sebuah riwayat yang shahรฎh dinyatakan :
ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ َูุงَู َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณَّูู َ ِูุจِูุงٍَู ุนِْูุฏَ ุตَูุงَุฉِ ุงْูุบَุฏَุงุฉِ َูุง ุจِูุงَُู ุญَุฏِّุซِْูู ุจِุฃَุฑْุฌَู ุนَู ٍَู ุนَู ِْูุชَُู ุนِْูุฏََู ِูู ุงْูุฅِุณْูุงَู ِ ู ََْููุนَุฉً َูุฅِِّูู ุณَู ِุนْุชُ ุงََّْููููุฉَ ุฎَุดَْู َูุนََْْููู ุจََْูู َูุฏََّู ِูู ุงْูุฌََّูุฉِ َูุงَู ุจِูุงٌَู ู َุง ุนَู ِْูุชُ ุนَู َูุงً ِูู ุงْูุฅِุณْูุงَู ِ ุฃَุฑْุฌَู ุนِْูุฏِْู ู ََْููุนَุฉً ู ِْู ุฃَِّูู ูุงَ ุฃَุชَุทََّูุฑُ ุทُُْููุฑًุง ุชَุงู ًّุง ِูู ุณَุงุนَุฉٍ ู ِْู ٍَْููู َููุงَ ََููุงุฑٍ ุฅِูุงَّ ุตََّْููุชُ ุจِุฐََِูู ุงูุทُُّْููุฑِ ู َุง َูุชَุจَ ุงَُّููู ِْูู ุฃَْู ุฃُุตََِّูู (ุฑูุงู ู ุณูู )
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, _“Rasulullรขh bersabda kepada Bilรขl setelah menunaikan shalat Subuh, ‘Wahai Bilรขl, beritahukanlah kepadaku tentang perbuatan-perbuatanmu yang paling engkau harapkan manfaatnya dalam Islam! Karena sesungguhnya tadi malam aku mendengar suara terompahmu di depanku di surga. ’Bilรขl Radhiyallahu anhu menjawab, ‘Tidak ada satu perbuatan pun yang pernah aku lakukan, yang lebih kuharapkan manfaatnya dalam Islam dibandingkan dengan (harapanku terhadap) perbuatanku yang senantiasa melakukan shalat (sunat) yang mampu aku lakukan setiap selesai bersuci dengan sempurna di waktu siang ataupun malam.’_ *(HR Muslim)*
Riwayat lain menyebutkan begini :
_“Pada suatu pagi, Rasulullah Saw memanggil Bilal seraya berkata, ‘Hai Bilal! Dengan apa engkau mendahuluiku ke surga? Tidak lah setiap kali aku masuk surga, kecuali aku mendengar suara terompahmu di hadapanku. Tadi malam aku juga masuk surga, dan akupun mendapatkan suara terompahmu di hadapanku.’ Bilal menjawab, ‘Ya Rasulullah tidaklah aku adzan kecuali aku pasti shalat dua rakaat, dan tidaklah aku terkena hadats kecuali aku berwudhu pada saat itu juga, dan aku berpandangan bahwa Allah memiliki hak dua rakaat atasku.’ Rasulullah bersabda, ‘Dengan kedua rakaat itulah engkau mendahuluiku ke surga’.”_
*(HR. at-Tirmidzi).*
*“Shalat sunnah setelah wudhu”* adalah jawaban Bilal atas pertanyaan Rasulullah tentang amalan unggulannya. Bilal tak menjawab pengorbanannya diseret di atas pasir panas dulu, ia juga tak menjawab azan merdu dari lisannya yang mengumpulkan umat Muslim untuk Shalat, ia malah menjawab “Shalat sunnah setelah wudhu” yang dilakukannya kapan pun setiap ia selesai berwudhu.
Konsisten adalah poin plus dari shalat sunnah setelah wudhu bilal. Amalannya mungkin tidak besar secara kuantitas pahalanya, namun ia melakukannya secara istiqamah, dan justru amalan kecil yang dilakukan konsisten lah yang paling diandalkan untuk membuat seorang Bilal masuk surga.
Hukum shalat sesudah wudhu adalah sunnah mu’akkad, sunnah yang ditekankan untuk dilakukan di segala waktu, siang maupun malam. Dasarnya adalah hadits _Abu Huraira r.a._ “Bahwa Nabi SAW pernah berkata kepada bilal pada waktu shalat shubuh, _‘Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang paling diharapkan pahalanya yang telah engkau kerjakan dalam Islam? Karena aku mendengar suara terompahmu di hadapanku di surga (dalam mimpi tadi malam).’ Bilal berkata, ‘Aku tidak pernah melakukan amal yang lebih memiliki harapan pahala (selain kebiasaanku) bahwa setiap kali berwudhu di siang maupun malam hari, pasti aku shalat dengan wudhu itu sebatas yang ditentukan bagiku’.”_ *(HR. Bukhari dan Muslim)*.
Imam an-Nawawi r.a mengungkapkan, _“Hadits ini mengandung penjelasan tentang keutamaan shalat sesudah wudhu, bahwa hukumnya adalah sunnah, dan itu boleh dilakukan di waktu larangan, ketika matahari terbit, di waktu istimewa’, ketika matahari tenggelam, sesudah shalat shubuh dan sesudah shalat ashar. Karena ia termasuk shalat yang memiliki shalat tertentu."_
๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐๐ณ๐ฟ๐๐
Tim Tema Diskusi Harian HSMN Pusat
hsmn.timtemadiskusi@gmail.com
๐ *Sumber :*
๐นMuhammad Yassir, Lc. _Jagalah Allah, Allah akan menjagamu_. Alkautsar kids. 2013
๐นhttp://kisahmuslim.com/700-kisah-perjuangan-bilal-bin-rabah-radhiallahu-anhu.html
๐นhttp://kisahmuslim.com/4421-bilal-bin-rabah-muadzin-pertama-dalam-islam.html
๐นhttp://www.panggilandarisurau.com/rutin-amalkan-ini-langkah-bilal-terdengar-nabi-di-surga/
๐นhttps://almanhaj.or.id/3804-keteguhan-dan-keistiqamahan-bilal-radhiyallahu-anhu-berbuah-surga.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
๐ ๐๐ ๐HSMN๐ ๐๐ ๐
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
๐ฅFP : facebook.com/hsmuslimnusantara
๐ฅFB : Generasi Juara
๐ทInstagram : @hsmuslimnusantara
๐คTwitter : @hs_muslim_n
๐Web : hsmuslimnusantara.org
๐๐ผ☘๐๐ผ☘๐๐ผ☘๐๐ผ
Comments
Post a Comment