Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kreatif artinya adalah 1.memiliki aya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; 2 bersifat (mengandung) daya cipta
Makna itu juga yang telah melekat pada saya, dan hampir saya pernah berpikir, saya itu tidak atau kurang kreatif..karena sepertinya saya kurang bisa memiliki kemampuan menciptakan sesuatu yang baru.
Dari diskusi kelas Bunsay IIP, saya mendapat pencerahan.. bahwasanya kita , termasuk anak kita dilahirkan dengan keunikan tertentu.Dan tentunya setiap orang punya kreativitas masing-masing. Asalkan, tepat mengelola dan mengembangkannya.
Ketika mengingat masa ketika anak2 dulu, saya dulu suka sekali membuat cerita bergambar. Ibaratnya klo sekarang orang menyebutnya komik. Tapi karena waktu dulu belum ada gambaran komik sperti apa, dan malah dapat teguran dari guru& ortu jika kita menggambar makhluk hidup, maka kita nanti di akhirat harus memberikan nyawa (bener,kah?). Akhirnya sejak saat itu, sy kubur dalam - dalam kebiasaan saya menggambar cerita.
Barangkali itulah salah satu contoh kreativitas yang tidak terkelola dengan baik. Akhirnya saat ini, saya boleh dibilang "galau" dengan keunikan/kreativitas diri.
Begitupun, dengan mendampingi anak-anak kita saat ini. Kita harus memahami, bahwa tiap anak itu unik. Oleh Alloh, tiap anak itu sudah dibekali/diinstal dengan kreativitas/keunikannya untuk menjalankan peran peradaban terbaiknya nanti.
Bagaimana bekal kita orang tua, dalam mendampingi anak-anak supaya kreativitas anak itu semakin tumbuh berbinar ?
Dalam membimbing dan mendampingi anak-anak, kita perlu mempunyai sudut pandang yg berbeda terhadap ekspektasi anak2...tidak harus sesuai yg kita harapkan atau sesuai asumsi kita.
Perbanyak pertanyaan, bukan pernyataan. agar anak2 bs menyampaikan secara jelas (Clear) dan kita hanya perlu mengklarifikasi (Clarify).
outside the box thinking : jangan batasi anak sebatas pemikiran kita, biarkan ia berbeda dari hal-hal yg kita alami.
Ada 3 proses yang bisa dinamakan kreativitas : evolusi , sintetis, revolusi.
Makna itu juga yang telah melekat pada saya, dan hampir saya pernah berpikir, saya itu tidak atau kurang kreatif..karena sepertinya saya kurang bisa memiliki kemampuan menciptakan sesuatu yang baru.
Dari diskusi kelas Bunsay IIP, saya mendapat pencerahan.. bahwasanya kita , termasuk anak kita dilahirkan dengan keunikan tertentu.Dan tentunya setiap orang punya kreativitas masing-masing. Asalkan, tepat mengelola dan mengembangkannya.
Ketika mengingat masa ketika anak2 dulu, saya dulu suka sekali membuat cerita bergambar. Ibaratnya klo sekarang orang menyebutnya komik. Tapi karena waktu dulu belum ada gambaran komik sperti apa, dan malah dapat teguran dari guru& ortu jika kita menggambar makhluk hidup, maka kita nanti di akhirat harus memberikan nyawa (bener,kah?). Akhirnya sejak saat itu, sy kubur dalam - dalam kebiasaan saya menggambar cerita.
Barangkali itulah salah satu contoh kreativitas yang tidak terkelola dengan baik. Akhirnya saat ini, saya boleh dibilang "galau" dengan keunikan/kreativitas diri.
Begitupun, dengan mendampingi anak-anak kita saat ini. Kita harus memahami, bahwa tiap anak itu unik. Oleh Alloh, tiap anak itu sudah dibekali/diinstal dengan kreativitas/keunikannya untuk menjalankan peran peradaban terbaiknya nanti.
Bagaimana bekal kita orang tua, dalam mendampingi anak-anak supaya kreativitas anak itu semakin tumbuh berbinar ?
Dalam membimbing dan mendampingi anak-anak, kita perlu mempunyai sudut pandang yg berbeda terhadap ekspektasi anak2...tidak harus sesuai yg kita harapkan atau sesuai asumsi kita.
Perbanyak pertanyaan, bukan pernyataan. agar anak2 bs menyampaikan secara jelas (Clear) dan kita hanya perlu mengklarifikasi (Clarify).
outside the box thinking : jangan batasi anak sebatas pemikiran kita, biarkan ia berbeda dari hal-hal yg kita alami.
Ada 3 proses yang bisa dinamakan kreativitas : evolusi , sintetis, revolusi.
Comments
Post a Comment