Puasa Kepompong (Tahap ke 4)

Setelah merasa gagal dengan puasa Gadget 18-21 selama 2 tahap, saya memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi puasa ini, tapi mengevaluasi bagaimana ketika hal ini terjadi (Gadget terpaksa ada di jam ini), adalah untuk kemslahatan atau kemanfaatan. Seperti nobar, yang itu bisa untuk meningkatkan kualitas family time. atau melihat hal - hal yang bisa menambah ketaatan dan wawasan.

Di puasa ke 4 ini, saya memutuskan untuk puasa tidak meluapkan marah pada keluarga (anak - anak & suami).  Kenapa tidak meluapkan? Karena menurut saya, rasa marah itu manusiawi dan fitrahnya manusia. Jadi kita tidak harus mengubur rasa ini. persaan marah itu bisa negatif, tapi juga positif, dan dalam hal tertentu, marah ini dibutuhkan. Jadi yang dibutuhkan adalah bagaimana memanaj rasa marah ini, sehingga tidak meluapkannya secara berlebihan.

Hal yang paling sering membuat saya marah adalah ketika tugas pagi atau tugas rumah tidak segera dilaksanakan oleh semua anggota keluarga. misalnya, ketika pagi itu, hal tersebut tidak terlaksana sesuai harapan, biasanya saya langsung badmood. dan pengennya marah aja, dan saya berupaya untuk memendam rasa marah ini sebatas yang saya bisa.

Sebenarnya, saya sudah berupaya menyampaikannya hal ini ke suami terutama, dan membuatkan jadwal untuk semua terkait tugas pagi atau tugas rumah ini. Tetapi, semua masih belum konsisten berjalan. Saya berupaya juga untuk menurunkan ekspektasi saya, dan berbaik sangka, tapi terkadang, di saat capek, emosi saya kadang kurang bisa diredam. Bismillah, semoga selanjutnya bisa berjalan lebih baik




Comments