"Agar nasehat tidak hanya Masuk Telinga kanan & Keluar Telinga kiri"

Sudah berbusa2 bicara seolah tidak pernah didengar oleh ananda?
Tidak sekali dua kali diingatkan kok masih tetap saja?
Sudah sering diberi nasehat namun tidak juga berubah?
Bagaimana sih cara agar nasehat kita bisa diterima dengan baik oleh buah hati tercinta?
Apa tips mencetak generasi sholih dan shalihah dengan pendekatan ilmiah? πŸ“š
Hmm, menjadi orang tua memang tak mudah ya.  Kenali 4 bagian otak ananda agar nasehat tak hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Yuk sama2 belajar, belajar sama2 untuk menciptakan pola asuh yang lebih efektif dalam membersamai buah hati tercinta.
Apa saja 4 bagian otak yang bisa kita stimulus saat memberikan nasehat ? Ini dia..
πŸ“š Pertama, sentuh bagian otak ananda yang bernama *Lobus Insula*
Nasehat yang baik adalah yang menyentuh bagian ini. Caranya bagaimana ? *Gunakan metode berkisah*
⏰ Kedua, sentuh otak ananda yang bernama *Ganglia Basalis*. Caranya bagaimana ? Kawal terus, reminder berulang, setidaknya *hingga 3 bulan* agar apa yang dinasehatkan menjadi habbit alias kebiasaan dan pada akhirnya menjadi karakter.
πŸ“Ί Ketiga, sentuh bagian otak ananda yang bernama *Neuron Cermin*. Caranya bagaimana ? Beri keteladanan, hadirkan contoh nyata.
πŸ’‘Dan yang terakhir, sentuh bagian otak ananda yang bernama *PFC (Pre frontal Cortex)* Bagian ini yang membedakan anak akan jadi type anak taat atau anak patuh. Bagaimana menstimulus bagian otak PFC ? Setidaknya kita bisa melakukan 3 hal
1⃣ Latih anak berpendapat
2⃣ Sampaikan alasan logis dibalik sebuah peraturan/value
3⃣ Ubah gaya komunikasi. Ganti pernyataan dengan pertanyaan
Nah, jika ayah bunda ingin memberi nasehat pada buah hati dan tidak sekedar masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri, silahkan mencoba untuk menstimulus 4 bagian otak ini. Misal ayah bunda ingin memahamkan dan membiasakan ananda untuk memiliki kebiasaan baik hanya makan yang ada logo halalnya, maka jangan lupa menstimulus 4 bagian otak ini. Selamat mencoba.
❤ Bunda Euis Kurniawati
Fb : Euis Kurniawati
Blog : bundaeuis.wordpress.com

---------------------
Pertanyaan
---------------------

1. Ifah Surabaya 8th
anak saya laki laki klo dinasehati selalu membantah ditegur juga membantah padahal kami selalu bersikap lemah lembut, ketika diajak komunikasi dengan baik kadang sampai orang tuanya dipukul, terus mengatakan kata kata benci, bahkan sampai kami kunci dikamar karena anaknya yang suka nendang2 kami kuwalahan istilahnya, begitu dia ingin sesuatu minta seketika itu langsung diturutin, klo tidak dia marah, trus klo dia di minta belajar atau ngaji selalu saja minta reward. padahal belum melakukan hal yang di telah disepakati. klo dia bilang tidak mau trus dipaksa belajar atau ngaji dia akan nangis histeris. sampai kadang kami yang menangis. mohon masukan..
Bunda Euis :
Salam kenal bunda ..
Konsisten dan komitmen kuncinya. misal jika kita sdh bersepakat untuk tidak beli es krn ananda batuk saat akan pergi belanja, tetap pegang aturan ini. Hatta ia merengek. Meskipun ia menangis. Cobalah bertahan untuk memegang komitmen.
Sekali kita lengah, kita akan kalah. Karna ananda sejatinya sedang mengukur tingkat kelemahan kita. Oalah, ternyata ayah pasti nurutin kemauanku asal aku nangis sekenceng ini. Lain kali ini akan dijadikan jurus saat ia ingin mengulangi lagi.
Sekali lagi kita perlu belajar menutup telinga dr pandangan org yg bs saja menganggap kita ortu pelit, dsb. Insya allah demi kebaikan ananda juga.
Jika kita komitmen, maka anandapun akan belajar memahami bahwa ayah bundanya tak akan kalah meskipun ia menangis kencang.
Berikutnya bunda perlu melatih emosi ananda pertama dg labelling emosi. Apakah ia sedang sedih, takut, senang, jijik atau marah. Jika sudah baru beranjak melatih anandaa untuk mengontrolnya salah satunya dg tekhnik jeda dan nafas perut.
Selain itu bunda bs mengecek kembali stimulasi otak neuron cerminnya. Apakah ada yg dilihat ? Apakah ada yg ditiru? Jika ya, benahi dan hadirkan keteladanan.
Terakhir asah PFCnya. Ajak ananda dialog di saat sdh tenang mengapa kita perlu melakukan hal yg bs jd ia tdk senang tsb. Cari alasan logis dibalik peraturan tsb
.
Di kelas pengasuhan Graha Istiqomah saya ada materi khusus ttg menjadi pelatih emosi anak untuk meminimalisir tantrum.  Kapan2 kita bahas lbh detail.

-----------------

2. Elisa - Jember - 4 anak : 10th, 6th, 3th, 9bln.
Alhamdulillah ini ilmu yg benar2 baru bagi saya bunda Euis, terima kasih sharingnya.
Unt poin memberi keteladanan dan alasan logis masih terus saya upayakan sambil saya sendiri berlatih.
Pertanyaan saya:
1. Metode berkisah ini apakah bisa diwakili dengan menyediakan buku2 kisah kepahlawanan atau semacamnya ya bunda? Krn anak sulung saya alhamdulillah mulai suka membaca.
2. Saya pernah dengar dari guru PAUD, bahwa metode ancaman itu tidak boleh diberikan pd anak2 agar mereka patuh.
Yg lbh tepat mungkin dengan memberi hadiah atau reward. Dan ada guru SD pernah memberi saya masukan bahwa reward itupun hrs yg konkrit, tidak bisa berupa yg abstrak seperti 'pahala' atau 'surga'.
Jujur saya bingung bunda, krn saya ingin mengenalkan kebaikan2 semacam ini kpd anak2. Mohon masukannya.
3. Anak sulung saya laki2, tipenya moody, tertutup dan masih egois. Jika ada yg tdk sesuai dgn keinginan, dia suka ngambek, masuk kamar & tutup pintu.
Saya kadang memberi penjelasan dan nasehatnya musti panjang lebar agar dia bisa paham.
Tapi unt menggali apa yang dia harapkan, agar dia mau berpendapat, saya agak kesusahan. Pernah saya pancing dgn 'surat', dan alhamdulillah dia balas berupa 'surat' jg.
Bagaimana agar saya bisa mengatasi sifat suka ngambek nya dan agar dia mudah mengungkapkan pendapatnya?

Bunda Euis :
Salam kenal bunda Elisa
Betul sekali bunda. Salah satu sarana menyentuh otak lobus insulanya dengan menghadirkan buku2 bergizi terutama untuk membangun karakternya. Ada salah satu buku yg kami pakai dirumah dan sudah direkomendasikan oleh MUI Jabar, ust arifin ilham, aa gym, kak seto, bunda neno warisman dll. Buku ini juga direkomendasikan oleh Teh Kiki barkiah dan menjadi kurikulum wajib bagi putra putri beliau yg saat ini memilih homeschooling. Saya rekomendasikan ayah bunda bs memiliki buku ini untuk dihadirkan serta dibaca dirumah. Banyak testimoni positif yg masuk pasca dibacakan. Mulai anak yg males sholat jd paling awal bangunnya untuk ke masjid, dr yg kecanduan game online jd suka membaca, dr yg tak tahu cita2 akhirnya ingin menjadi pengusaha sukses dst.

2. Saya pernah dengar dari guru PAUD, bahwa metode ancaman itu tidak boleh diberikan pd anak2 agar mereka patuh.
Yg lbh tepat mungkin dengan memberi hadiah atau reward. Dan ada guru SD pernah memberi saya masukan bahwa reward itupun hrs yg konkrit, tidak bisa berupa yg abstrak seperti 'pahala' atau 'surga'.
Jujur saya bingung bunda, krn saya ingin mengenalkan kebaikan2 semacam ini kpd anak2. Mohon masukannya.
Bunda Euis :
Jadi ada 2 jenis motivasi. Motivasi intrinsik (pure muncul dlm dirinya) dan motivasi ekstrinsik (seperti ancaman, reward atau punishment).
Saat ini kami lebih memilih untuk memperbanyak membangun motivasi intrinsik ananda saat akan melakukan sesuatu. Biarlah ia merasa butuh dan senang melakukannya. Bukan karena iming2 hadiah atau justru takut akan ancaman. Sebisa mungkin hindarkan mengancam karena justru akan membentuk anak patuh bukann anak taat.
Bahasan surga menjadi motivasi intrinsik saat membersamai anak2. Fitrah iman menjadi PR yg harus dikawal di usia 0 - 6 tahun. Di kelas pengasuhan graha istiqomah saya ada materi khusus ttg menumbuhkan fitrah iman pada buah hati.
Pada fase ini tunda dulu bahasan ttg dosa, neraka, kiamat atau kisah perang.
Goalnya anak ngeces ngiler2 bahwa allah itu hebat pakai banget, rasulullah itu keren, dan islam ini juga keren. Bangun kecintaannya dulu sblm memintanya melakukan syariat agama apalagi bergegas membenturkannya dg adab. Tdk semua yg cepat selalu baik :)
Alhamdulillah ananda 7,5 thn kmrn berhasil puasa 1 bln penuh lanjut syawal tanpa iming2 hadiah ataupun ancaman. Pun begitu jg saat ia bertahan puasa arofah meski drmh kami tdk ada satupun yg puasa.

3. Anak sulung saya laki2, tipenya moody, tertutup dan masih egois. Jika ada yg tdk sesuai dgn keinginan, dia suka ngambek, masuk kamar & tutup pintu.
Saya kadang memberi penjelasan dan nasehatnya musti panjang lebar agar dia bisa paham.
Tapi unt menggali apa yang dia harapkan, agar dia mau berpendapat, saya agak kesusahan. Pernah saya pancing dgn 'surat', dan alhamdulillah dia balas berupa 'surat' jg.
Bagaimana agar saya bisa mengatasi sifat suka ngambek nya dan agar dia mudah mengungkapkan pendapatnya?
Bunda Euis :
Asah otak PFC bunda. Persering ngobrol santai dg ananda. Latih ia berpendapat. Bs kita tanya teman yg paling dekat di sekolah siapa kenapa? Suka sepatu model begini apa alasannya? Weekend besok pilih ke pantai atau taman dan kenapa?
Kurang lebih begitu bunda. Selamat mencoba..
---------------------

Comments